Jumat, 11 Juni 2010

Susahnya Jadi Wanita?????


“huffh...capeknya jadi cewek..kenapa aku harus dilahirin sebagai cewek sih?? Tiap bulan harus menahan sakit pas menstruasi, ntar kalo dah nikah harus capek-capek hamil, berat, gak bisa gerak, apalagi kalo dah melahirkan, gak bayangin deh sakitnya..lum lagi harus ngurus anak, suami..aarrrghhhhhhhhhhh......”
Hehehe..begitulah kira-kira keluhan-keluhan “khas” para sahabat (atau mungkin, malah kita sendiri..) yang akrab di telinga, kala yang mempertanyakan kodrat kewanitaannya. Sering timbul pemikiran bahwa menjadi seorang wanita begitu berat, sering diperlakukan tidak adil, terutama hak-haknya yang dirasa jauh lebih kecil dibanding laki-laki, ditambah setumpuk aturan yang dibebankan untuk para wanita. Harus menjaga aurat yang susahnya minta ampun, kalo mau ke luar rumah harus izin dulu, kalo mendapat warisan, bagiannya lebih kecil dari saudara laki-laki, harus merasakan susah dan sakitnya saat mengandung dan melahirkan, harus taat pada suami 100% padahal suami tak harus taat pada istri, benarkah menjadi wanita itu sangat susah dan berat ??..benarkah begitu??
Sebelum menjawab pertanyaan itu, pernahkah kita berpikir mengapa wanita dibebani begitu banyak aturan dan “penderitaan”???



Yups..benar..Karena Allah sangat menyayangi kita, para wanita, ciptaan terbaikNya. Karena kita begitu berharga, hingga harus dijaga dengan aturan-aturanNya, karena kita begitu mulia, hingga para bidadari surgapun iri pada kita.
Tapi, kenapa aturan-aturan itu masih terasa berat???
Mengapa wanita harus taat pada laki-laki (suami) sedang para laki-laki tak harus taat pada wanita (istri)?
Wanita memang wajib taat pada suami (laki-laki), tetapi mereka (para laki-laki) wajib taat kepada IBUnya 3 kali lebih utama dari ayahnya...bukankah para ibu juga seorang wanita?
Mengapa dalam pembagian warisan, bagian wanita selalu lebih kecil?bukankah itu tidak adil??bukankah laki-laki yang lebih diuntungkan??
Wanita memang menerima harta warisan lebih sedikit dari lelaki tetapi harta itu menjadi miliknya pribadi yang tak perlu diserahkan kepada suaminya, sedangkan laki-laki yang menerima bagian lebih besar, harus menggunakanya untuk istri dan anak-anaknya, serta menafkahi orang-orang yang tidak berdaya mencari nafkah, dimulai dari keluarga yang terdekat..siapakah yang lebih diuntungkan??
Mengapa kewajiban mengandung dan melahirkan harus dibebankan ke para wanita yang berfisik lemah? Kenapa bukan para laki-laki saja yang fisiknya lebih kuat??
Wanita memang sangat bersusah payah ketika mengandung dan melahirkan anak, tapi tahukah engkau, setiap saat para malaikat dan seluruh makhluk Allah di langit dan bumi senantiasa mendoakanmu, para calon ibu..dan matimu saat melahirkan buah hati seharga syahid di medan perang..Subhanallah..bukankah itu sebuah karunia untuk para wanita??

Sebegitu berharganya wanita, hingga Allah membebankan tanggung jawab untuk menjaga seorang wanita kepada 4 orang, suaminya, ayahnya, anaknya serta saudara laki-lakinya. Sedemikian sayangnya Allah kepada para wanita, hingga Dia memperbolehkan wanita memasuki surgaNya, cukup dengan 4 syarat saja : Sholat 5 waktu, puasa Ramadhan, taat kepada suami dan menjaga kehormatannya. Bila seorang laki-laki perlu pergi berjihad fi sabilillah untuk meraih tiket ke surga, sedangkan wanita hanya perlu taat pada suami serta menunaikan tanggung jawab kepada Allah tanpa perlu mengangkat senjata.
So..hari gini masih bilang susahnya jadi wanita..Apa Kata Dunia?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar